Minggu, 06 Januari 2019

Neraca Perdagangan Migas Alami Defisit

Neraca Perdagangan Migas Indonesia pada 2018 ditutup defisit, hal ini cukup beralasan karena indonesia memiliki kebutuhan yang lebih tinggi ketimbang produksi migas yang dihasilkan saat ini. Selama 2018 ada begitu banyak permintaan akan kebutuhan migas di dalam negeri yang tak tercover oleh produksi sendiri. Hal inilah yang membuat Indonesia akan selalu mengalami defisit pada migas.

Neraca Perdagangan Migas
Neraca Perdagangan Migas
Defisit neraca migas bulan lalu merupakan yang terbesar dalam tiga bulan terakhir. Adapun yang terbesar tercatat pada Agustus 2018, yakni mencapai US$ 1,6 miliar. Defisit neraca perdagangan periode Januari-November tahun ini melonjak 61,93% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meningkatnya impor bahan bakar minyak yang diiringi dengan kenaikan harga minyak dunia membuat defisit neraca migas Indonesia 2018 menembus US$ 10 miliar pada tahun ini. Besarnya defisit neraca migas tersebut membuat total neraca perdagangan Indonesia untuk sebelas bulan pertama tahun ini mengalami defisit US$ 7,52 miliar. Padahal dalam sebelas bulan pertama tahun lalu neraca perdangan nasional mencatat surplus US$ 12,08 miliar.

Kapan Indonesia bisa membiayai kebutuhan migasnya dengan produksi dalam negeri? Tentunya ketika semua sumber daya di dalam negeri bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Dan tak lupa juga untuk menggunakan energi lain dalam upaya untuk menjaga cadangan energi tersebut. Karena energi seperti migas tak dapat diperbaharui, dan kelak akan habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar