Kebijakan
Diversifikasi Ekspor dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi terjadinya beragam masalah yang melingkupi ekspor ini. Saat ini kita semua tahu bahwa pada 2018, sektor ekspor impor masih memiliki perbedaan yang cukup tinggi dan defisit tersebut akan menjadi berbahaya bila tak segera ditangani. Kebijakan baru ini akan membuat tahun 2019 ini diharapkan menjadi lebih baik.
|
Diversifikasi Ekspor |
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor kepada mitra dagang utama mengalami penurunan pada November dibandingkan Oktober. Ekspor ke Tiongkok turun 7,1% dengan nilai US$ 153,9 juta diikuti ekspor ke Amerika Serikat (AS) turun 5,04% dengan nilai US$ 77,3 juta serta India turun 14,65% dengan nilai US$ 194,8 juta.
Darmin mengatakan penurunan ekspor untuk pasar AS dan Tiongkok dipengaruhi oleh dampak perang dagang. Namun, anjloknya ekspor ke India merupakan lebih disebabkan oleh reaksi pemerintah India atas ekspor sawit Indonesia yang telah mendominasi. Akibatnya, pemerintah India menetapkan bea masuk tinggi.
Indonesia memiliki segudang permasalahan terkait ekspor impor, dan oleh karena itu penyederhanaan dan berbagai implementasi kebijakan baru diperlukan. Tujuannya untuk mempermudah situasi dan memperbaiki rapor ekspor negera ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar