Adaro Energy dan sejumlah perusahaan tambang mengalami penurunan harga saham yang cukup siginifikan dalam beberapa bulan terakhir. Apa saja penyebabnya? Ada begitu banyak, salah satunya adalah kecemasan investor terhadap perekonomian global yang membuat banyak kegiatan hulu migas menjadi tidak stabil. Ada juga karena kejatuhan harga minyak dunia yang membuat sektor ini mulai kembali diterpa kekhawatiran yang tinggi akan kejatuhan harga minyakn yang lebih dalam seperti dua tahun silam.
|
Adaro Energy |
Indeks sektor pertambangan pada perdagangan kali ini turun lebih dari 92,73 poin (5,03%) ke level 1.752,23. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 57,25 poin (0.95%) ke posisi 5.948,05. Kecemasan para investor terhadap perlambatan ekonomi global yang diikuti jatuhnya harga minyak mentah dan batu bara menjadi pemicu terkoreksinya saham tambang. Sebagai informasi, harga minyak mentah jenis Brent terkoreksi ke US$ 62,53/barel yang merupakan level terendahnya sejak pertengahan Desember 2017.
Akankah harga saham pertambangan kembali bangkit? Tentu saja hal ini tergantung pada bagaimana kelangsungan bisnis hulu kedepannya. Serta bagaimana perekonomian global berjalan ke arah yang lebih baik. Tanpa berfikir dua kali, bahwa saham pertambangan ada di persimpangan yang dalam hal ini sangat sulit untuk diprediksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar