Pasar Obligasi di Indonesia menjadi satu-satunya yang memiliki kestabilan terhadap beragam isu yang berkembang. Dibandingkan dengan saham, pasar obligasi ternyata lebih tahan banting terutama saat terjadi nilai tukar rupiah yang makin anjlok terhadap dolar amerika.
|
Pasar Obligasi |
Ketidakpastian pasar finansial global terkait kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS), perang dagang serta defisit neraca perdagangan Indonesia yang kian melebar membuat rupiah terpuruk hingga di atas level Rp 15.000/dolar AS. Imbasnya harga saham dan obligasi turun membuat para investor banyak yang mengalami kerugian sepanjang tahun ini.
Nilai tukar rupiah yang terus melemah menyebabkan sejumlah investor khawatir dan berdampak pada penurunan sejumlah nilai saham ternama di bursa. Hal ini membuat proses investasi begitu mengkhawatirkan, terutama ketika nantinya nilai rupiah semakin jatuh. Bagaimana cara pemerintah mengatasinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar