Ketidakpastian global dan sanksi terhadap dua negara pengekspor minyak yang sangat besar yakni Iran dan Venezuela membuat pasokan dan permintaan minyak brent di dunia menjadi terganggu. Meski OPEC sudah mengupayakan untuk menaikkan tingkat produksi, Namun
Harga Minyak Brent naik jauh melebihi ekspektasi yakni di angka $85 USD/barel. Hal ini mengganggu kegiatan ekonomi negara pengimpor minyak tersebut seperti Indonesia yang berimbas pada penurunan nilai mata uang rupiah akibat tekanan terhadap mata uang dolar AS yang terus menguat.
|
Harga Minyak Brent |
Minyak Brent masih menjadi primadona dan kebutuhan utama dari hampir seluruh negara di dunia. Pasokan dari tiap negara pengekspor ini akan mempengaruhi harga di pasaran, seperti contohnya beberapa tahun lalu yang sempat jatuh ke angka $30 USD/barel. Akibat lesunya pertumbuhan ekonomi global yang juga disertai dengan ketidakmampuan sejumlah negara mencukupi kebutuhan nasionalnya.
Pengaruh dari kenaikan minyak brent ini tentu sangat dirasakan oleh Indonesia, karena sebagian besar kebutuhan masih melalui impor yang jika harganya sudah naik dua kali lipat seperti saat ini. Maka beban anggaran terhadap ekspor akan makin naik sehingga defisit perdagangan akan makin tinggi. Bagaimana cara kita menurunkan ketergantungan terhadap minyak dunia ini? Tentu dengan banyak memanfaatkan energi alternatif selain dari fossil ini, juga membangun dan meningkatkan produksi minyak di dalam negeri sehingga rasio impor bisa diperkecil. Menemukan lebih banyak cadangan terbukti juga akan membuat kita lebih memiliki kekuatan untuk lebih mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar