Pelemahan Daya Beli menjadi salah satu isu yang terus dibahas di era pemerintahan Jokowi-JK. Tercatat pada data tahun 2017 pertumbuhan ekonomi cenderung stabil dan tak mengalami peningkatan yang signifikan seperti yang diharapkan berkat tingginya belanja pemerintah karena proyek-proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Lantas, apa memang pelemahan daya beli benar-benar terjadi?
|
Pelemahan Daya Beli |
BPS mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga terdapat perlambatan terutama untuk sektor menengah kebawah yang memang banyak disebabkan karenan tekanan nilai tukar dan berbanding pada nilai upah yang cenderung stagnan atau tak mengalami kenaikkan. Hal ini diperparah dengan konsumsi menengah atas yang juga stabil atau tak mengalami lonjakan signifikan seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga kontribusi dari konsumsi rumah tangga ini berperan paling besar dalm kalkulasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Bagaimana memaksimalkan potensi konsumsi rumah tangga? Caranya adalah dengan memberikan stimulus dan subsidi serta membuka lebih banyak lapangan kerja untuk menyerap lebih banyak orang sehingga kalangan menengah kebawah memiliki cukup anggaran untuk menaikkan standar hidupnya dan daya beli bisa kembali normal. Dari pemerintah sendiri, meminimalisir penurunan mata uang dan inflasi akan membuat daya beli terangkat serta menghindari naiknya kebutuhan pokok akan membuat masyarakat dapat lebih banyak ruang untuk melakukan pembelanjaan mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar