Pembangkit Jawa 1 merupakan proyek listrik yang sedang benar-benar dikebut untuk realisasinya. Hal ini cukup beralasan karena tingginya kebutuhan di wilayah ini. PLTGU Jawa 1 ditargetkan bisa cair awal tahun depan. Pinjaman ini berasal dari beberapa lembaga keuangan yang dipimpin Japan Bank for International Corporation (JBIC). Total pinjaman untuk Proyek Jawa 1 ini mencapai US$ 1,3 miliar. Dari jumah itu, JBIC selaku pemimpin konsorsium mendanai sekitar US$ 600 juta.
|
Pembangkit Jawa 1 |
Sebuah angka yang besar, namun bukan mereka saja yang berinvestasi. Adapun pendanaan lainnya datang dari ADB sebesar US$ 303 juta serta Nippon yang mencapai US$ 400 juta. Konsorsium yang menggarap Jawa 1 memang menargetkan keputusan final pendanaan itu selesai paling lambat 15 November 2018. Pertamina dan anggota konsorsium lainnya masih memfinalisasi pemenuhan pembiayaan proyek anyar itu.
Dengan besarnya pendanaan ini, akankah proyek ini benar-benar bisa diselesaikan tepat waktu? Dan bagaimana pemanfaatannya kelak saat proyek ini sudah benar-benar jadi? Hal yang sama juga berlaku di proyek lainnya. Tentu saja tujuannya kembali untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dalam negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar