Jumat, 09 November 2018

Produksi Pangan Saat Musim Tak Baik

Produksi Pangan di Indonesia terancam berbagai hal seperti kemarau dan kekeringan yang panjang. Memasuki musim kemarau di sejumlah daerah justru menghadapi lebih banyak tantangan seperti cuaca ekstrim yang membuat sejumlah lahan pertanian mengalami kekeringan. Produksi pangan yang dihasilkan oleh petani lokal juga semakin terancam karena kondisi ini, hal yang perlu dilakukan pemerintah tentunya adalah mengantisipasi kekurangan pasokan pangan dari produksi lokal dengan mengimbanginya dengan impor yang tepat sasaran.

Produksi Pangan
Produksi Pangan

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan kemarau panjang tahun ini bisa mengancam kedaulatan pangan. Saat ini banyak wilayah pertanian di Pulau Jawa sudah mengalami puso atau gagal panen. Padahal, Jawa merupakan sentra pangan yang menyumbang sekitar 60% dari total luas lahan pertanian Indonesia. “Kekeringan itu akan mengakibatkan produksi pangan 1 ton, kini menjadi setengahnya,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (10/10). 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat saat ini bencana kekeringan telah melanda 11 provinsi, 111 kabupaten/kota, 888 kecamatan, dan 4.053 desa. Sebagian besar merupakan sentra beras dan jagung, seperti Jatim, Jateng, Jabar, Sulsel, NTB, Banten, Lampung, dan beberapa provinsi lainnya. Berdasarkan data InaRisk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko kekeringan di Indonesia mencapai 11,77 juta hektare tiap tahun. Bencana kekeringan berpotensi menimpa 28 provinsi yang ada di Nusantara.

Bagaimana jika kondisinya terus berlanjut? Akankah pemerintah akan membuat langkah antisipasi berupa pembukaan lahan pertanian baru di daerah yang minim mengalami krisis? Karena produksi pangan dalam negeri sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, serta menahan arus impor yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar