Pada rutinitas biasanya, para pengrajin tahu dan tempe menghabiskan sekitar 2 juta ton kedelai impor dalam setiap tahunnya. Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia) menyatakan bahwa penurunan impor kedelai karena disebabkan oleh faktor lebaran dan libur yang panjang. sehingga menyebabkan minat masyarakat terhadap produk olahan kedelai menurun dan beralih ke prosuk makanan yang bervariasi. Data BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia sebelumnya juga telah mencatatkan impor kedelai pada bulan januari hingga bulan agustus 2018 saja sebesar 1,6 juta ton kedelai yang mengalami penurunan impor jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu pada bulan januari 2017 sampai dengan agustus 2017 yang mencapai nilai 1,9 juta ton impor kedelai.
Ketua Akindo berujar "Masyarakat lebih memilih daging dan ayam pada saat Ramadan kemarin," di Jakarta, Rabu (19/9). Ketua akindo menjelaskan bahwa masalah impor kedelai akan sangat bergantung pada banyaknya permintaan pengrajin tempe dan tahu dalam negeri. meskipun ada penurunan nilai impor, Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) tetap menyediakan stok kedelai impor yang ada di perusahaan importir sebanyak 150 ribu sampai dengan 200 ribu ton kedelai impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar