Memanasnya
Perang Dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuka beberapa hal yang patut untuk dicermati yakni data neraca perdagangan kedua negara. Semenjak pemberlakuan tarif impor tinggi dari pihak AS maupun Tiongkok, Neraca AS menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat dari statistik AS yakni pada periode Januari hingga Juli 2018 yang mana peningkatannya mencapai 8,73 persen dibandingkan pada data tahun sebelumnya.
|
Perang Dagang |
Data aktivitas ekonomi akibat perang dagang ini menunjukkan sesuatu yang positif, meskipun terdapat pemberian biaya yang tinggi, akan tetapi kebutuhan tetap menjadi salah satu factor pendorong untuk tetap diadakannya kegiatan ekspor-impor ini. Nilai impor barang Amerika juga meningkat 8,55 persen, sementara nilai ekspornya hanya tumbuh 8%. Neraca Perdagangan AS saat ini meningkat meskipun keputusan pemberlakuan tarif bea masuk yang tinggi terhadap produk tiongkok telah dilakukan.
Apa saja dampak dari Perang Dagang ini? Tentunya dampak positif dan negatif selalu ada, namun dengan pemberlakuan tarif yang besar ini, meninggalkan terjadinya celah yang bisa dimanfaatkan untuk beberapa negara lainnya yang tidak terdampak seperti Indonesia untuk mendapatkan pasar baru. Adanya pengenaan tarif impor yang tinggi tentu saja menghalangi laju barang masuk di dua negara tersebut sehingga metode-metode alternatif akan sangat dipertimbangkan untuk digunakan. Sehingga peluang Indonesia untuk mendapatkan sesuatu yang positif dari adanya aktivitas perang dagang ini benar-benar menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar