Toko Tani Indonesia atau yang biasa disingkat menjadi TTI sukses memangkas mata rantai distribusi logistik dan menstabilkan harga. BKP Kementan (Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian) sudah mewacanankan ide pengembangan Toko Tani Indonesia ini semenjak tahun 2016. Agung hendardi, Kepala Badan Ketahanan Pangan mengatakan bahwa Toko Tani Indonesia telah memasuki tahun ketiga dan saat ini telah berkembang menjadi sebanyak 3655 TTI yang sudah tersebar keseluruh 31 Provinsi di Indonesia.
Kegiatan utama TTI adalah menggandeng 1339 Gapoktan sebagai pemasok utama bahan pangan serta melibatkan sekitar 125910 petani. hadrinya TTI ujar Agung disambut positif oleh konsumen karena dapat menstabilkan harga beras berkualitas serta dapat terjangkau yakni kisaran 8.500 sampai dengan 8.800 rupiah per kilogram di seluruh provinsi di Indonesia.
Bukti lain keberhasilan TTI dalam menstabilkan harga ujar Agung dapat dilihat dengan membuktikan nilai coefisient variation (CV) yang dibawah 5% sebagai salah satu indikator dalam menghitung stabilitas harga beras nasional. Agung pun merinci bahwa sebelum kegiatan TTI ini dilakukan, nilai coefisient variation (CV) beras medium saja mencapai 4,28%, sedangkan nilai coefisient variation (CV) tahu 2016 sebesar 2,59% dan pada tahun 2017 naik kembali menjadi 2,61%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar